My Early Words #1 Half Blood Prince

My Early Works Foreword

Entah kenapa, tiba-tiba muncul keinginan untuk menampilkan tulisan-tulisan terdahulu saya di notes facebook, ke dalam blog ini.

Beberapa postingan baru ini, adalah tulisan-tulisan ketika saya baru mau dan berani menumpahkan pikiran saya ke dalam tulisan.
Saya hanya merasa agak ganjil saja jika tidak menaruh tulisan-tulisan ini ke dalam blog saya.
Hehehe.
Anyway, here it is. Enjoy!

17 Juli 2009.


Seperti biasa, tulisan2 beler ini jangan diangap review,.


Saya tidak akan menulis spoiler alert, karena ga guna juga, kan bukunya udah dibaca banyak orang.

Hehehe.

Hhmm....


Saat saya menulis notes ini, feeling saya terasa ganjil.

Ternyata setelah diusut-usut, saya akhirnya menyadari, bahwa notes ini tidak akan sama seperti notes2 saya yang membahas film.
Apanya yang ga sama? Kaga bisa gw kata-katain.
Hahahahaha.

Iya ni, ga asik memang, tapi saya harus mengakui bahwa installment keenam Harry Potter ini bisa dibilang cukup bagus.


Sebelumnya saya belum pernah loh, menonton film Harry Potter di bioskop, saya selalu menonton di vcd, dvd, atau donlotan. Hehehehe.

Dan selama saya menonton kelima seri pertama, saya berpikir bahwa sah-sah saja saya tidak menonton di bioskop, toh film2nya memank biasa saja.

Seri buku Harry Potter saya anggap memang sangat hebat, karena kekuatan dari seri ketujuh bukunya, film2nya bisa dibilang antikritik.

Karena apapun yang kritikus katakan, jelek lah, bagus lah, bodoh lah, atau apapun, tidak akan mempengaruhi penghasilan filmnya.
Suatu hal yang amat ingin dimiliki oleh para studio dan produser film, yaitu adanya kepastian bahwa kedelapan filmnya pasti akan laku.

Mari kita kesampingkan pikiran-pikiran miring klasik, seperti "Ah, bagusan bukunya" atau "Di bukunya begini, masa tadi filmnya begini", dsb.

Film dan buku merupakan suatu hal yang berdiri sendiri. Jangan dibandingkan.

Di seri keenam film Harry Potter ini, bagi saya merupakan suatu mata rantai yang penting dari keseluruhan cerita Harry Potter.

Seri keenam ini, merupakan bagian untuk menciptakan fondasi, memberikan motif, sebelum beranjak ke bagian akhir cerita Harry Potter.
David Yates menyadari hal ini, dan berhasil memberikan itu semua.Di film ini, penonton disuguhi sebuah pendekatan yang berbeda dari seri2 sebelumnya,
Kalau di film 1-4, kita diberikan hiburan Harry Potter vs Voldemort, dan yang ke 5 kita diberikan suatu tragedi.
Di seri ke 6 ini, kita disuguhi sebuah pendalaman karakter dari tokoh2 penting, seperti Harry dkk, Malfoy, Snape, dan Voldemort yang hebatnya dilakukan tanpa menampilkan Voldemort dewasa.
Elemen2 lain, yang dianggap kurang penting dan hanya bersifat menghibur, dihilangkan atau dikurangi porsinya, seperti Dudley dan keluarganya, Quidditch, Teman2 Harry, dll.
Momen2 penting dalam cerita juga lebih dimaksimalkan.

Nuansa kelam yang dibangun oleh David Yates di film ini, terasa dengan baik, tidak seperti film2 sebelumnya.

Gambar yang ditangkap juga ditampilkan dengan indah dan mengesankan.
Seperti adegan Death Eater terbang mengelilingi kota London yang memberikan kesan fun, keadaan sekitar kereta Hogwarts yang mirip seperti gurun (bukan pepohonan seperti film2 sebelumnya), sehingga memberikan tone 'mati', dan kesan bahwa film ini berbeda dengan film2 sebelumnya, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Untuk divisi akting, saya pribadi masih memberikan nilai tertinggi kepada Helena Bonham Carter yang memerankan tokoh Bellatrix Lestrange, dan juga kepada Alan Rickman sebagai Severus Snape.

Dan untuk tokoh2 lain, tidak ada yang tampil buruk, semuanya memerankan tokohnya sebagaimana mestinya.

Kekurangan yang saya rasakan adalah, ending yang kurang dimaksimalkan.

Saya tidak berkata bahwa endingnya buruk, maksud saya adalah seperti ini:
Klimaks yang ada ketika mendekati penghujung cerita, sudah ditampilkan dengan sangat baik, mampu memainkan emosi penonton, dan ketika emosi penonton masih berada di atas, resolusi / ending yang muncul biasa saja.
Padahal, dengan memaksimalkan endingnya, sehingga membuat klimaks dan ending sama-sama baik, dapat membuat hasil akhir yang berbeda, yang lebih baik, hasil akhir yang mungkin bisa membuat penonton memberikan standing applause.

Quote favorit saya adalah:

(Singing) "I killed Sirius Black, I killed Sirius Black." Bellatrix Lestrange, Helena Bonham Carter.

Overall, sampai saat ini, bagi saya film ini adalah yang terbaik dari saga Harry Potter.


Hehehe.


Ciao.

1 comments:

[rei] said...

baru main- main kemari lagi nih...
yang bikin megang sih jelas bellatrix nya lah itu si helena bonham..sungguh gila!!

Post a Comment