Pintu Terlarang

Ya Ha !

Okay, ini adalah tulisan beler pertama gw. Hehehe.

Sebenernya gw mo nulis kata-kata pengantar dulu gitu, cuman ga kepikiran. Hahaha.

Jadi langsung aja deh. Hehehe.

Oh ya, Spoiler Alert!


Seperti biasa, tulisan-tulisan beler ini jangan dianggap review,.


Hehehe,.


Pintu Terlarang.


Director : Joko Anwar.


Cast : Fachry Albar, Marsha Timothy, Ario Bayu, Otto Djauhari.


Sinopsis : Gambir, adalah seorang pematung sukses yang mendapati istrinya merahasiakan sesuatu darinya: sebuah pintu berwarna merah di dalam rumah mereka sendiri. Ketika dia memutuskan untuk mencari tahu apa yang ada di balik pintu itu, hidupnya terseret dalam serangkaian misteri yang mengerikan.






Perkenalan pertama saya terhadap Joko Anwar, adalah melalui Janji Joni. Sebuah film komedi yang fun, dan terasa mengalir tanpa paksaan.

Saya kemudian langsung tertarik dengan gaya penyutradaraan Joko.

Setelah itu Joko membuat Kala. Film inilah yang menjadi titik balik bagi saya, yang membuat saya meletakkan namanya di belakang Stanley Kubrick sebagai sutradara favorit saya.


Kala merupakan suatu hasil dari upaya Joko yang mempersetankan realitas, membangun suatu dunia eskapis satir dengan memperjuangkan estetika sinematik.

Indonesia terlihat belum siap menerima, yang menjadikan Kala hanya singgah sebentar di bioskop-bioskop Indonesia, namun menarik perhatian di festival luar negeri.


Tentu saja saya lalu menantikan karya Joko berikutnya.

Dan dibuatlah Pintu Terlarang.


Ketika saya menonton Pintu Terlarang, saya disajikan suatu pengalaman menonton film yang berbeda dibandingkan film-film lain.

Joko membawa penonton memasuki wahana bermainnya, ke dalam dunia dimana Joko bertindak sebagai pemegang kuasa penuh.


Di awal film, opening credit Pintu Terlarang menggunakan animasi yang terinspirasi Saul Bass. Sungguh stylish, dengan musik yang indah. Seperti memberi petunjuk kepada penonton, bahwa Pintu Terlarang jauh berbeda kelas dengan film Indonesia yang lain.


Cerita Pintu Terlarang sekilas terlihat seperti film dengan banyak macam cerita. Tapi semuanya kembali lagi kepada intinya, yaitu drama-psikologis yang terbalut dalam genre film thriller / slasher.


Dengan berbasis novel karangan Sekar Ayu Asmara, Joko memodifikasi dan membuar skript dengan gayanya sendiri.

Premis utamanya adalah, “Apa yang akan kita lakukan, jika kita bisa memiliki semuanya, tapi kita dilarang untuk mencari tahu tentang sebuah rahasia?”

Hasilnya adalah cerita penuh misteri, dengan twist yang membuat banyak interpretasi, ditambah darah. Hehehe.


Tokoh utama di Pintu Terlarang, Gambir, adalah seorang pribadi yang selama hidupnya tidak pernah berjuang untuk mendapatkan sesuatu, selalu di provide oleh orang-orang di sekitarnya. Sampai suatu saat, dinding kesehariannya bergesekan dengan misteri tulisan ‘Tolong Saya’. Ia pun seperti keluar dari bubble yang mengelilinginya, dan mencari tahu apa maksud semua itu.


Kehidupan Gambir juga diwarnai dengan pekerjaan mematungnya, yang menggunakan janin bayi di dalam patung Maternal-nya.

Joko bisa saja menceritakan dengan biasa masa lalu Gambir, tetapi Joko lebih memilih perpindahan cerita maju mundur, dan Joko menampilkannya dengan halus, seperti tidak berpindah alur. Sebagai contoh, adegan Gambir mengambil janin di klinik. Hanya dengan berpindah kamera dari shot gambir di kursi pengemudi, ke Talyda di kursi penumpang, alur pun berpindah, menjadi flashback pertama kali Talyda menggugurkan kandungannya.


Fachri Albar di film ini tampil sesuai yang dibutuhkan, gesturenya menampilkan dengan baik seseorang yang tunduk kepada orang-orang di sekitarnya. Walau kadang-kadang dengan artikulasi yang kurang jelas. Dan rambut yang agak aneh. Hehehe.

Tapi secara keseluruhan, Fachri Albar berhasil membawakan karakter Gambir dengan baik.


Setting yang ada pada Pintu Terlarang, sungguh stylish. Divisi art Pintu Terlarang bekerja keras dengan hasil yang amat sangat baik. Saya menyukai eksterior gallery pameran Gambir (dengan hint proyek Joko berikutnya), suasana cafe serta eksterior kota (dengan billboard yang sungguh bukan Indonesia), dan interior ruangan-ruangan di Herosase.


Musik di film ini sungguh patut diberi pujian. Aghi Narottama sebagai Music Produser berhasil memberikan mood yang pas di setiap adegan. Pada adegan pameran patung Gambir, diisi soundtrack yang ‘high class’, sesuai dengan suasana orang-orang kaya berkumpul dan memberi patung mahal. Pada adegan Gambir berlari di pasar, diisi score yang pumped up, dan catchy. Dan masih banyak lagi score dan soundtrack tepat sasaran. Saya pribadi merekomendasikan album soundtrack dan score Pintu Terlarang.


Titik tertinggi Pintu Terlarang adalah pada adegan slashernya, pada bagian klimaks.

Joko memang tidak tanggung-tanggung, memvisualisasikan Bloody Christmas Dinner dengan adegan berdarah yang intens, frontal, tetapi tetap stylish. Darah menyembur kemana-mana (yang jika disaksikan versi bioskop agak dipotong, tetapi anda bisa menyaksikan darah menyembur ke kamera di DVD.), dengan cara eksekusi yang kreatif pula (pisau, sup, pecahan gelas, dan pistol).


Quote favorit saya adalah :

Romo : Neraka... Tidak ada.

Pria : Romo, neraka harus ada. Kalau neraka tidak ada, berarti surga juga tidak ada.


Secara keseluruhan, Pintu Terlarang adalah film yang bisa menyeimbangkan sisi estetika dan komersil. Sesuatu yang sulit dicapai sebuah film. Film ini juga menjadi oasis keringnya film-film bermutu di Indonesia. Hadir dengan banyak aspek yang dapat diunggulkan, seperti cerita, akting, musik, setting, dan masih banyak lagi.


Sampai saat ini, menurut saya, tanpa diragukan lagi, Pintu Terlarang adalah film Indonesia terbaik.


Hehehe,.


Ciao.

3 comments:

Edo said...

aahh!!! blon nongton ni del!! bagi dung>,<

[rei] said...

well, i have to agree with you...
joko anwar is indeed freakin awesome!
dan filmnyaa....
alalalalalala.....gilaaa...
gue berasa "bertamasya" dalam banyak topik padahal itu 1 film...
dan ya, dia memberikan suguhan yang beda sama film indo laennya yg kalo ngga komedi selangkangan ya horor kapiran...hehehe...

by the way, i love your review, or tulisan beler lu about movie.. keep writing.. love it!

Delano Christovel said...

Hahaha.
@Edo : Siap do! Ntar gw pinjemin. Hehehe.
@Rei : Big big thanks. Hehehe.

Post a Comment